Sabtu, 20 Desember 2014

Tugas 4 Softskill

MY OPINI ABOUT JOB CREATOR AND JOB SEEKER

            Job Creator dan Job Seeker, pernahkah anda mendengar dua kata tersebut ? atau mungkin anda salah satu diantara mereka ? ya mungkin kedua istilah tersebut sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Seperti yang kita tahu Job Creator adalah orang yang membuat lapangan pekerjaan / wirausaha, sedangkan Job Seeker adalah orang yang mencari pekerjaan. Kebanyakan sekarang orang ataupun mahasiswa yang fresh graduate lebih memilih menjadi Job Seeker dibandingkan menjadi Job Creator. Mereka lebih senang bekerja di perusahaan atau organisasi dari pada membuat atau membuka lapangan pekerjaan atau yang sering disebut dengan berwirausaha. Orang-orang di jaman sekarang ini telah banyak tergiur dengan gaji yang tinggi, bekerja di tempat yang bagus, dan dikatakan sebagai seorang kayawan/karyawati. Mereka berlomba-lomba mencari info lowongan pekerjaan kesana-kesini demi mendapatkan pekerjaan impian yang selama ini telah mereka idam-idamkan kemudian mereka melamar pekerjaan ke perusahaan 1 atau ke yang lainnya dengan membuang banyak biaya, waktu dan tenaga. Namun apakah menjadi seorang Job Seeker akan dapat banyak keuntungan di masa yang akan datang ? yang jelas tidak ada yang salah dengan apapun pilihan mereka tapi apakah lebih baik jika kita menjadi seorang Job Creator / wirausaha ?

Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja dari pada pencari kerja, maka diperlukan suatu usaha nyata. Berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan. Program Magang Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kerja Usaha (KKU), Kuliah Kewirausahaan (KWU), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di dunia kerja, dan hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui PKM potensial untuk ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah perkembangan bisnis berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).

            Pada dasarnya menjadi seorang wirausaha / job creator terlebih dahulu harus memiliki sifat-sifat yang lahir dalam dirinya agar berhasil dalam melakukan apa yang diinginkannya. Sifat-sifat tersebut diantaranya :
  • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
  • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  • Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  • Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  • Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
  • Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Dari beberapa sifat-sifat diatas sangat mencerminkan bahwa seorang job creator lebih mempunyai kemandirian dan keberanian dalam menciptakan lapangan perkerjaan baru dibanding menjadi seorang job seeker. Job creator dan job seeker mempunyai perbedaan yang mendasar yang pasti sudah kita ketahui, yaitu :

Job Creator :
a.       Membuka lapangan pekerjaan sendiri
b.      Bebas bereksplorasi terhadap usaha yang didirikannya
c.       Tidak terikat waktu
d.      Mandiri
e.       Independen
f.       Berorientasi pada masa yang akan datang

Job Seeker :
a.       Terikat dengan waktu
b.      Harus bekerja mengikuti prosedur
c.       Kurang independen
d.      Sedikit terkekang
e.       Sering kehilangan banyak waktu

Itulah beberapa contoh perbedaan job creator dengan job seeker yang dapat kita lihat. Dari perbedaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa menjadi job creator lebih baik dibanding hanya menjadi job seeker. Hal inilah yang membuat kita berpikir bahwa pola pikir yang selama ini kita pikirkan untuk menjadi seorang job seeker sedikit demi sedikit harus di perbaiki secara tepat. Contohnya antara lain :

1. Tidak mempunyai keyakinan, gantikan dengan sebuah keyakinan yang kokoh untuk menjadi yang terbaik
2. Tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas, gantikan dengan menetapkan tujuan hidup yang jelas dan mantap
3. Tidak mempunyai strategi yang ampuh mengatasi kesulitan hidup, gantikan dengan belajar dari orang lain   dan berpikirlah secara komprehensif untuk mengatasi setiap persoalan yang dihadapi
4. Tidak mempunyai rencana yang realistik, gantikan dengan tetapkan rencana yang masuk akal untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu dengan cara yang elegan.

            Terlepas dari beberapa hal diatas, pasti banyak orang yang bertanya-tanya apa sih kelebihan dan kekurangan menjadi seorang job creator dibanding job seeker. Setiap apa yang kita pilih untuk hidup kita pasti selalu terdapat kelebihan dan kekurangan, dalam hal ini kelebihan dan kekurangannya adalah :

a.       Waktu yang kita miliki menjadi lebih banyak
Waktu yang kita miliki pasti akan lebih fleksibel dibanding menjadi seorang job seeker yang setiap harinya selalu terikat dengan waktu.

b.      Mempunyai pendapatan sendiri
Berbeda dengan job seeker, mereka menghasilkan uang dengan bekerja dan di gaji sesuai dengan kesepakatan, tidak seperti job creator yang bisa mendapatkan uang yang banyak atau sedikitnya tergantung usaha dari dirinya sendiri.

c.       Membuka lapangan pekerjaan baru
Dalam hal ini job creator dapat membuka lapangan pekerjaan baru yang sangat bermanfaat untuk semua orang.

d.      Ilmu dan wawasan semakin luas
Tak hanya rekanan saja yang bertambah, ilmu pengetahuan dan wawasan akan terus berkembang. Misalnya ilmu dan wawasan seputar perkembangan bisnis,ekeonomi dan sosial. Hal ini  juga bisa didapatkan dari  rekanan/client yang sering kita temui.

e.       Memperluas usaha dengan mempunyai banyak rekan
Dengan menjadi job creator, sehari-harinya kita akan bertemu dengan banyak orang, dan bisa saja salah satu dari beberapa orang yang sering kita temui dapat menjadi Partner bisnis yang menguntungkan untuk memperluas usaha yang kita dirikan.

f.       Dapat menyalurkan hobby melalui pekerjaan
Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi seorang job creator. Karena kita dapat menyalurkan hobby atau bakat yang kita punya untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat bagi banyak orang.

Sedangkan untuk kekurangannya adalah :

a.       Pendapatan yang diterima tidak pasti

b.      Bekerja dengan waktu yang panjang
Tentu seorang job creator ingin selalu mengembangkan usahanya, namun kadangkala proses ini sangat memakan banyak waktu dan dituntut untuk bekerja keras.

c.       Modal yang pas-pasan
Seorang job creator baru – baru untuk memulai usaha pasti dengan modal yang sangat minim, karena pada dasarnya ia baru mencoba sesuatu hal yang baru. Hal ini akan berdampak positif dan negatif, positifnya jika ia dapat menggunakan modal dengan sebaik-baiknya maka ia akan mendapatkan tambahan modal serta dapat menambah aset dalam menjalankan usahanya, sedangkan negatifnya jika ia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik, alhasil modal yang ia keluarkan akan menjadi sia-sia dan terbuang dengan percuma.

d.      Tanggung jawab serta resiko yang besar
Hal ini mungkin sudah biasa bagi seorang job creator. Kelangsungan usaha yang dimilikinya tergantung dari kemampuan pemilik usaha. Jika ia dapat meminimalisir semua hambatan dan dapat menggeser resiko, otomatis resiko yang ia hadapi akan semakin kecil.

e.       Banyaknya beban pikiran
Seorang job creator sama seperti yang lainnya ia hanyalah seorang manusia, beban yang ia pikul bukan hanya kehidupan sehari-harinya namun juga dengan usaha yang ia dirikan. Dalam hal ini apabila seorang job creator merasa tidak mampu menyelesaikan masalahnya maka yang di lakukan adalah harus bisa mengkonsultasikan masalah bisnisnya pada rekan bisnis yang lebih senior atau jasa konsultan bisnis. Agar problem yang di hadapi segera teratasi.

Sebenarnya menjadi seorang job creator maupun job seeker adalah keinginan dari individual masing-masing. Hal ini pada dasarnya sangat berpengaruh juga terhadap kemampuan dan hati nurani mereka masing-masing. Jika ia lebih suka dengan membuat usaha sendiri atau lebih memilih bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah entitas itupun tidak masalah. Yang terpenting bagaimana ia bisa mengatur apa yang ia kerjakan. Karena setiap apa yang kita pilih akan menentukan bagaimana nasib kita dimasa yang akan datang, maka dari itu harus dipikirkan secara matang-matang agar jalan yang kita ambil tidak salah dan menyesatkan diri sendiri. Percaya pada hati bahwa apa yang kita lakukan itu benar dan tidak merugikan orang lain.



            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar