MY
OPINI ABOUT JOB CREATOR AND JOB SEEKER
Job
Creator dan Job Seeker, pernahkah anda mendengar dua kata tersebut ? atau
mungkin anda salah satu diantara mereka ? ya mungkin kedua istilah tersebut
sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Seperti yang kita tahu Job Creator
adalah orang yang membuat lapangan pekerjaan / wirausaha, sedangkan Job Seeker
adalah orang yang mencari pekerjaan. Kebanyakan sekarang orang ataupun
mahasiswa yang fresh graduate lebih memilih menjadi Job Seeker dibandingkan
menjadi Job Creator. Mereka lebih senang bekerja di perusahaan atau organisasi
dari pada membuat atau membuka lapangan pekerjaan atau yang sering disebut
dengan berwirausaha. Orang-orang di jaman sekarang ini telah banyak tergiur
dengan gaji yang tinggi, bekerja di tempat yang bagus, dan dikatakan sebagai
seorang kayawan/karyawati. Mereka berlomba-lomba mencari info lowongan
pekerjaan kesana-kesini demi mendapatkan pekerjaan impian yang selama ini telah
mereka idam-idamkan kemudian mereka melamar pekerjaan ke perusahaan 1 atau ke
yang lainnya dengan membuang banyak biaya, waktu dan tenaga. Namun apakah
menjadi seorang Job Seeker akan dapat banyak keuntungan di masa yang akan
datang ? yang jelas tidak ada yang salah dengan apapun pilihan mereka tapi apakah
lebih baik jika kita menjadi seorang Job Creator / wirausaha ?
Untuk
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan
agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja dari
pada pencari kerja, maka diperlukan suatu usaha nyata. Berbagai kebijakan dan
program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap
bekerja dan menciptakan pekerjaan. Program Magang Kewirausahaan (MKU), Kuliah
Kerja Usaha (KKU), Kuliah Kewirausahaan (KWU), Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM), telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di dunia
kerja, dan hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui PKM potensial untuk
ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah perkembangan bisnis berbasis
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Pada dasarnya menjadi seorang wirausaha / job creator
terlebih dahulu harus memiliki sifat-sifat yang lahir dalam dirinya agar
berhasil dalam melakukan apa yang diinginkannya. Sifat-sifat tersebut diantaranya
:
- Memiliki sifat keyakinan,
kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu berusaha untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad
yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
- Memiliki kemampuan mengambil risiko
dan suka pada tantangan.
- Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang
membangun.
- Memiliki inovasi dan kreativitas
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
- Memiliki persepsi dan cara pandang
yang berorientasi pada masa depan.
- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan kerja keras.
Dari
beberapa sifat-sifat diatas sangat mencerminkan bahwa seorang job creator lebih
mempunyai kemandirian dan keberanian dalam menciptakan lapangan perkerjaan baru
dibanding menjadi seorang job seeker. Job creator dan job seeker mempunyai
perbedaan yang mendasar yang pasti sudah kita ketahui, yaitu :
Job Creator :
a.
Membuka lapangan pekerjaan sendiri
b.
Bebas bereksplorasi terhadap usaha yang
didirikannya
c.
Tidak terikat waktu
d.
Mandiri
e.
Independen
f.
Berorientasi pada masa yang akan datang
Job Seeker :
a.
Terikat dengan waktu
b.
Harus bekerja mengikuti prosedur
c.
Kurang independen
d.
Sedikit terkekang
e.
Sering kehilangan banyak waktu
Itulah beberapa contoh
perbedaan job creator dengan job seeker yang dapat kita lihat. Dari perbedaan
tersebut dapat kita simpulkan bahwa menjadi job creator lebih baik dibanding
hanya menjadi job seeker. Hal inilah yang membuat kita berpikir bahwa pola pikir
yang selama ini kita pikirkan untuk menjadi seorang job seeker sedikit demi
sedikit harus di perbaiki secara tepat. Contohnya antara lain :
1. Tidak mempunyai keyakinan,
gantikan dengan sebuah keyakinan yang kokoh untuk menjadi yang terbaik
2. Tidak mempunyai tujuan hidup yang
jelas, gantikan dengan menetapkan tujuan hidup yang jelas dan mantap
3. Tidak
mempunyai strategi yang ampuh mengatasi kesulitan hidup, gantikan dengan
belajar dari orang lain dan berpikirlah
secara komprehensif untuk mengatasi setiap persoalan yang dihadapi
4. Tidak
mempunyai rencana yang realistik, gantikan dengan tetapkan rencana yang masuk
akal untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu dengan cara yang elegan.
Terlepas dari beberapa hal diatas,
pasti banyak orang yang bertanya-tanya apa sih kelebihan dan kekurangan menjadi
seorang job creator dibanding job seeker. Setiap apa yang kita pilih untuk
hidup kita pasti selalu terdapat kelebihan dan kekurangan, dalam hal ini
kelebihan dan kekurangannya adalah :
a.
Waktu yang kita miliki menjadi lebih banyak
Waktu yang
kita miliki pasti akan lebih fleksibel dibanding menjadi seorang job seeker
yang setiap harinya selalu terikat dengan waktu.
b.
Mempunyai pendapatan sendiri
Berbeda
dengan job seeker, mereka menghasilkan uang dengan bekerja dan di gaji sesuai
dengan kesepakatan, tidak seperti job creator yang bisa mendapatkan uang yang
banyak atau sedikitnya tergantung usaha dari dirinya sendiri.
c.
Membuka lapangan pekerjaan baru
Dalam hal
ini job creator dapat membuka lapangan pekerjaan baru yang sangat bermanfaat
untuk semua orang.
d.
Ilmu dan wawasan semakin luas
Tak hanya
rekanan saja yang bertambah, ilmu pengetahuan dan wawasan akan terus
berkembang. Misalnya ilmu dan wawasan seputar perkembangan bisnis,ekeonomi dan
sosial. Hal ini juga bisa didapatkan dari rekanan/client yang
sering kita temui.
e.
Memperluas usaha dengan mempunyai banyak rekan
Dengan
menjadi job creator, sehari-harinya kita akan bertemu dengan banyak orang, dan
bisa saja salah satu dari beberapa orang yang sering kita temui dapat menjadi
Partner bisnis yang menguntungkan untuk memperluas usaha yang kita dirikan.
f.
Dapat menyalurkan hobby melalui pekerjaan
Hal ini akan
menjadi nilai tambah bagi seorang job creator. Karena kita dapat menyalurkan
hobby atau bakat yang kita punya untuk menghasilkan barang atau jasa yang
bermanfaat bagi banyak orang.
Sedangkan
untuk kekurangannya adalah :
a.
Pendapatan yang diterima tidak pasti
b.
Bekerja dengan waktu yang panjang
Tentu
seorang job creator ingin selalu mengembangkan usahanya, namun kadangkala
proses ini sangat memakan banyak waktu dan dituntut untuk bekerja keras.
c.
Modal yang pas-pasan
Seorang job
creator baru – baru untuk memulai usaha pasti dengan modal yang sangat minim,
karena pada dasarnya ia baru mencoba sesuatu hal yang baru. Hal ini akan
berdampak positif dan negatif, positifnya jika ia dapat menggunakan modal
dengan sebaik-baiknya maka ia akan mendapatkan tambahan modal serta dapat
menambah aset dalam menjalankan usahanya, sedangkan negatifnya jika ia tidak
dapat memanfaatkannya dengan baik, alhasil modal yang ia keluarkan akan menjadi
sia-sia dan terbuang dengan percuma.
d.
Tanggung jawab serta resiko yang besar
Hal ini
mungkin sudah biasa bagi seorang job creator. Kelangsungan usaha yang
dimilikinya tergantung dari kemampuan pemilik usaha. Jika ia dapat
meminimalisir semua hambatan dan dapat menggeser resiko, otomatis resiko yang
ia hadapi akan semakin kecil.
e.
Banyaknya beban pikiran
Seorang job
creator sama seperti yang lainnya ia hanyalah seorang manusia, beban yang ia
pikul bukan hanya kehidupan sehari-harinya namun juga dengan usaha yang ia
dirikan. Dalam hal ini apabila seorang job creator merasa tidak mampu
menyelesaikan masalahnya maka yang di lakukan adalah harus bisa
mengkonsultasikan masalah bisnisnya pada rekan bisnis yang lebih senior atau
jasa konsultan bisnis. Agar problem yang di hadapi segera teratasi.
Sebenarnya menjadi seorang job creator maupun job
seeker adalah keinginan dari individual masing-masing. Hal ini pada dasarnya
sangat berpengaruh juga terhadap kemampuan dan hati nurani mereka
masing-masing. Jika ia lebih suka dengan membuat usaha sendiri atau lebih
memilih bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah entitas itupun tidak masalah.
Yang terpenting bagaimana ia bisa mengatur apa yang ia kerjakan. Karena setiap
apa yang kita pilih akan menentukan bagaimana nasib kita dimasa yang akan
datang, maka dari itu harus dipikirkan secara matang-matang agar jalan yang
kita ambil tidak salah dan menyesatkan diri sendiri. Percaya pada hati bahwa
apa yang kita lakukan itu benar dan tidak merugikan orang lain.